Rabu, 25 November 2020

REFLEKSI GURU di HARI GURU NASIONAL

 

HARI PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(PGRI)

25     November 2020



 

BELAJAR DAN BERBAGI DI HARI GURU NASIONAL

A. ASejarah Singkat Lagirnya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

Setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), atau untuk saat ini  lebih dikenal dengan hari Guru.

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), awalnya adalah organisasi di Indonesia yang anggotanya berprofesi sebagai  Guru. Organisasi ini didirakan dengan semangat perjuangan para guru pribumi pada zaman Belanda, pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hidia Belanda (PGHB). (id.m.wikipedia.org)

Kemudian menjadi nama Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia Pasa tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalui Kongres ini, segalah organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku dihapuskan. Mereka adalah guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai Pendidikan  Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negera Republik Indonesia. Di dalam Kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945, seratus hari setelah proklamasi Kemerdekaan  Republik Indonesia. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan. Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan:

1.       Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;

2.       Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;

3.       Membela hak dan nasib buru umumnya, guru pada khususnya.

Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia meyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), (sdn7muntok.sch.id).

 

B.     B.Refleksi Guru di Tahun 2020

Perjalanan pendidikan di tahun 2020 memang bukan sebuah perjalanan yang mudah, namun juga bukan untuk di hindari oleh kita sebagai guru dan juga para peserta didik dan orang tua. Bencana non-alam Covid-19 yang melanda dunia, mengakibatkan dunia pendidikan menjadi bagian yang tidak bisa menghindar dari terpaan bencana yang luar biasa ini. Proses pembelajaran dirumahkan, Ujian Nasional Peserta didik tahun ajajaran 2019-2021 dibatalkan, bahkan diantara para lulusan tahun 2020 berpikir “mereka tidak bisa meraih cita-cita dan masa depan mereka, mereka seakan putus harapan”.

Namun dibalik semua itu, berbagai pihak mulai merancang proses pembelajaran yang mengedepankan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), tepatnya di era revolusi 4.0 (revolusi industri) yang kian maju dengan pesat. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai merancang dan menetapkan strategi pembelaran baru di masa Pandemi Covid-19. Mulai dari menetapkan standar kurikulum, metode dan model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan sampai pada pemberian bantuan Paket Pulsa Belajar bagi Peserta didik dan mahasiswa pada setiap jenjang dan juga para guru dan dosen.

Kemajuan teknologi mulai dimanfaatkan dan difungsikan dengan maksimal, pembelajaran era digital revolusi industri (4.0) benar-benar diterapkan. Walaupun awalnya terasa sulit, karena keterbatasan ekonomi masyarakat dalam hal ini orang tua dalam memfasilitasi anak dan keterbatasan jaringan internet. Namun lambat laun semua itu dipandang sebagai peluang untuk berbenah, mencari solusi yang tepat untuk mengatasi setiap tantangan pembelajaran yang yang ada.

Proses pembelajaran mulai dilakukan di rumah atau dari rumah dengan menggunakan berbagai aplikasi, mulai dari aplikasi media sosial (Whats Apps, Face Book, Messenger, Instagram) juga aplikasi khusu untuk tatap maya (Zoom, Teams, Google Meet, dan lain-lain).

Dalam kondisi normal baru, pemebalajaran mulai dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil di setiap tempat tinggal peserta didik, para guru harus mendatangi setiap kelompok belajar untuk melakukan proses pembelajaran. lelah rasanya, namun itulah yang harus dilakukan sebagai seorang guru, demi mencerdaskan anak bangsa, melaksanakan tugas mengajar, mendidik dan membimbing. Karena sesungguhnya, mendidik dan membimbing melalui aplikasi saja tidaklah cukup.

Refleksi ini rasanya belum cukup untuk menggambarkan realitas yang di hadapi selama masa Pandemi Covid-19 dan Masa Normal Baru ini. Tetapi semoga sedikit refleksi ini, akan tetap menjadi pengingat kita sebagai Guru, peserta didik dan orang tua, bahwa kita pernah melewati masa-masa sulit dan kriti. Namun penuh peluang dan sarat makna.

 

C.      C. Belajar dan Berbagi

Dalam memperingati hari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang dikenal dengan hari Guru tahun 2020, yang diperingati di masa Normal Baru saat ini. Saya sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Karena kita masi diberikan kesempatan untuk memperingati hari yang bersejarah ini.

Melalui kesempatan ini, saya diberikan kesempatan untuk mengikuti Program kegiatan Pusdatin Kemdikbud yaitu Program KIHAJAR TIK TALKS di Provinasi Maluku, bersama para nara sumber hebat dan luar biasa. Mereka telah memberikan Motivasi, dorongan, dan strategi untuk bagaimana melaksanakan Pembelajaran di era Normal Baru, bagaimana mewujudkan merdeka belajar dan mewujudkan masyarakat digital di era revolosi Industri (4.0) saat ini. Sebuah pengalaman belajar yang sangat berharga di Hari Guru Nasional ini.

Saya juga diberikan kesempatan oleh Pro 2 Radio Republik Indonesia (RRI) Ambon, dalam acara "NUMPANG NAMPANG". Untuk Berbagi Pengalaman dan Kisah Perjalanan sebagai seorang Sahabat Rumah Belajar (SRB) dan Finalis 5 Besar Seleksi Duta Rumah Belajar Maluku tahun 2020. Dengan Tema: “ Rumah Belajar Solusi Tepat Belajar di Masa Pandemi Covid-19.” Melalui kesempatan ini, saya berbagi apa yang telah saya lewati dalam setiap proses dan tahapan Program PembaTIK mulai dari Level 1 – Level 4. Apa yang telah saya lakukan sebagai seorang Sahabat Rumah Belajar (SB) sampai menjadi Finalis Duta Rumah Belajar (DRB). Tidak lain adalah Belajar  dan Memperkenalkan Rumah Belajar Kepada Seluruh Insan Pendidikan di mana saya berada dan di setiap kesempatan.

Perjalanan panjang dan kesempatan yang berharga ini, saya gunakan untuk mengaplikasikan semua ilmu dan kesempatan belajar yang telah saya peroleh selama menjalani proses panjang sebagai Sahabat Rumah Belajar (SRB) Maluku 2020. Semoga dapat menjadi manfaat dan berkat bagi banyak orang.

Mari bersama-sama kita wujudkan Merdeka Belajar di era Revolusi Industri (4.0),  era digital saat ini mewujudkan pembelajaran abad 21 yang melek teknologi. Bersama bergandengan tangan melewati masa-masa sulit, dengan terus belajar dan berinovasi.

Flash Back "Pembelajaran Masa Covid-19" Sebagai Motivasi

  LAPORAN KEGIATAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) SMA NEGERI 2 SERAM BAGIAN BARAT   PERIODE MARET s/d JUNI TAHUN AJARAN 2019/2020 ...